Liputan Bola Terkini – Pada malam bersejarah di Allianz Arena, Paris Saint-Germain (PSG) menuntaskan mimpi yang telah lama tertunda. Gelar Liga Champions akhirnya berhasil mereka raih, dan di tengah gemuruh sorakan itu, Marquinhos berdiri sebagai simbol ketangguhan klub.1
Saat datang ke Paris pada musim panas 2012, Marquinhos hanyalah seorang remaja bertubuh kurus yang didatangkan dari AS Roma dengan nilai transfer €31,5 juta. Angka yang saat itu dianggap terlalu mahal untuk pemain muda berusia 18 tahun.
Namun siapa sangka, setelah 12 musim, pemain asal Brasil ini menjelma menjadi salah satu tembok pertahanan terbaik di Eropa sekaligus ikon kesetiaan di klub yang bermarkas di Parc des Princes tersebut.
Marquinhos: Dari Pemain Muda ke Legenda PSG
Seiring waktu, Marquinhos tidak hanya menjadi andalan di lini belakang, tetapi juga sosok pemimpin di ruang ganti. Ia menjadi saksi perjalanan PSG yang berubah dari proyek ambisius dengan deretan pemain bintang menjadi kekuatan dominan di Prancis.
Selama lebih dari satu dekade, ia mengoleksi sepuluh gelar Ligue 1, berbagai trofi domestik, dan menjalani musim demi musim bersama nama-nama besar seperti Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, hingga Neymar. Meski begitu, satu gelar selalu terasa jauh dari jangkauan: Liga Champions.
Dalam wawancara usai laga final, Marquinhos mengungkapkan, “Saya banyak belajar, tumbuh, dan berkorban bersama klub ini. Semua emosi yang kami rasakan selama bertahun-tahun akhirnya terbayar.”
Luka Kekalahan di 2020 Jadi Motivasi Baru
Final Liga Champions 2020 menjadi luka yang belum sepenuhnya sembuh bagi PSG. Ketika itu, mereka kalah tipis dari Bayern Munchen lewat gol Kingsley Coman. Marquinhos hanya bisa menatap langit malam Lisbon dengan rasa kecewa yang mendalam.
Namun, kegagalan itulah yang menjadi pemantik semangat tim. Sang kapten tak lupa menyebut para legenda PSG yang pernah berjuang sebelumnya. “Saya memikirkan mereka semua. Thiago Silva, Lucas Moura, Cavani, hingga Di Maria. Mereka layak mendapatkan ini, meski belum sempat merasakannya,” kenang Marquinhos.
Akhirnya di musim 2024/2025, PSG kembali melaju ke partai puncak. Kali ini, keberuntungan memihak Les Parisiens. Peluit panjang ditiup, dan Paris bersorak merayakan kemenangan yang telah lama mereka nantikan.
Lebih dari Kapten, Marquinhos Adalah Simbol Klub
Di tengah era sepak bola modern yang penuh dinamika dan mudah berganti pemain, Marquinhos adalah contoh nyata bahwa loyalitas dan pengabdian masih punya tempat. Ia bukan hanya seorang kapten, melainkan juga cerminan karakter PSG yang pantang menyerah.
Setelah mengangkat trofi Liga Champions di Allianz Arena, Marquinhos tak kuasa menahan air mata. “Dua belas tahun bukan waktu yang sebentar. Gelar ini untuk keluarga saya, untuk suporter, dan untuk semua yang setia mendukung kami,” ucapnya dengan penuh emosi.