Liputan Bola Terkini– Kerap kali dunia sepak bola menghadirkan kisah yang berputar cepat: seorang pemain muda bersinar terang, dielu-elukan sebagai calon legenda, namun perlahan meredup hingga nyaris tak terdengar kabarnya. Fenomena inilah yang kini menyelimuti Raheem Sterling, sosok yang dulu dianggap sebagai masa depan timnas Inggris, tetapi kini berada di persimpangan karier yang penuh tanda tanya.
Kilau Awal Karier Raheem Sterling
Raheem Sterling memulai langkahnya dengan penuh harapan di Liverpool. Berkat kecepatan, keberanian menusuk pertahanan, serta visi bermain yang matang untuk usianya, ia menjadi salah satu pemain muda paling menjanjikan di Eropa. Prestasi puncaknya datang pada 2014 ketika ia memenangkan penghargaan Golden Boy, menegaskan statusnya sebagai bakat terbaik generasinya. Momen itu menjadi bukti bahwa Sterling bukan sekadar pemain muda biasa, melainkan bintang yang digadang-gadang akan memimpin sepak bola Inggris di masa depan.
Masa Keemasan di Manchester City
Kepindahannya ke Manchester City pada 2015 menjadi keputusan tepat untuk mengembangkan karier. Di bawah asuhan Pep Guardiola, Sterling menjelma menjadi mesin gol sekaligus kreator peluang. Selama beberapa musim ia menjadi bagian integral dari era dominasi City di Premier League: empat gelar liga, puluhan kontribusi gol, dan performa konsisten di panggung Eropa. Pada fase ini, Sterling berada di puncak karier, dihormati sebagai salah satu winger terbaik dunia. Banyak yang percaya ia akan mempertahankan level tersebut hingga usia matang.
Ketika Performa Mulai Meredup
Namun perjalanan pemain tak selalu mulus. Setelah pindah ke Chelsea pada 2022, grafik performa Sterling mulai menurun. Meski sempat menjadi starter reguler, kontribusinya tidak lagi seefektif saat berseragam City. Masa peminjamannya ke Arsenal musim 2024/25 justru memperparah situasi: dari 28 laga, ia hanya mencetak satu gol. Ekspektasi besar berubah menjadi desakan yang menekan, dan Sterling seolah kehilangan sentuhan magis yang dulu menjadi identitasnya.
Raheem Sterling dan Ketidakpastian di Chelsea
Di musim 2025/26, Sterling tidak masuk rencana pelatih Enzo Maresca dan harus berlatih terpisah dari tim utama. Chelsea bahkan siap melepasnya dengan nilai jauh di bawah harga pembelian dua tahun sebelumnya. Dengan kontrak yang masih panjang tetapi peluang bermain yang menipis, masa depan Sterling berada di titik terendah dalam kariernya. Pertanyaannya kini: apakah ia masih bisa bangkit?
Harapan Terakhir Sang Calon Bintang
Karier Sterling menjadi pengingat bahwa sepak bola adalah cerita tentang momentum. Ia pernah berada di puncak, dan kini berada di ambang keterlupaan. Meski begitu, dengan pengalaman, ambisi, dan kualitas yang belum sepenuhnya padam, peluang untuk bangkit masih ada. Pertanyaannya tinggal satu: apakah Raheem Sterling mampu menemukan kembali jalannya menuju sorotan yang dulu pernah ia miliki?

