Liputan Bola Terkini– Marcus Rashford kembali jadi buah bibir setelah namanya hilang dari daftar starter Barcelona dalam laga La Liga akhir pekan lalu. Ketidakhadirannya bukan karena cedera, melainkan isu disiplin yang memicu spekulasi: benarkah ia telat hadir rapat tim atau ini hanya strategi psikologis pelatih?
Rashford Dicadangkan di Laga Penting
Pertandingan kontra Getafe seharusnya menjadi ajang lanjutan performa impresif Rashford usai mencetak dua gol ke gawang Newcastle di Liga Champions. Namun Hansi Flick memilih menempatkannya di bangku cadangan. Sumber internal klub menyebut Rashford terlambat datang ke pertemuan pra-pertandingan, pelanggaran yang langsung mendapat sanksi meski sang pemain kemudian masuk sebagai pengganti.
Disiplin Ketat ala Hansi Flick
Flick memang terkenal tak kompromi soal kedisiplinan. Ia pernah menghukum Raphinha dan Jules Kounde untuk kesalahan serupa, menegaskan semua pemain diperlakukan sama. Keputusan menahan Rashford di bench dinilai sebagai pesan jelas bahwa bintang besar sekalipun tak kebal aturan. Pendekatan ini sejalan dengan filosofi tim yang menekankan disiplin sebagai fondasi prestasi.
Rashford Pernah Mengalami Kasus Serupa
Menariknya, insiden keterlambatan bukan pertama bagi marcus. Saat masih di Manchester United pada 2022, ia juga dicadangkan karena alasan identik. Pola ini menimbulkan pertanyaan tentang manajemen waktu dan fokus sang striker, sekaligus memberi amunisi kritik dari pengamat. Mantan penyerang Watford, Troy Deeney, bahkan menyebutnya sebagai bentuk “self-sabotage” yang bisa merusak karier jangka panjang.
Spekulasi: Telat atau Akal-akalan?
Di balik fakta keterlambatan, sebagian pihak menilai keputusan Flick bisa saja langkah taktis. Dengan jadwal padat Barcelona akan menghadapi Real Sociedad dan Paris Saint-Germain dalam 11 hari menyimpan Rashford sejak awal mungkin bertujuan menjaga kebugaran. Isu ini membuat media dan penggemar terbelah: apakah ini murni disiplin atau trik rotasi pemain?
Dampak bagi Karier Rashford
Apa pun motifnya, Rashford perlu membuktikan profesionalisme. Kesalahan berulang dapat mengurangi kepercayaan pelatih dan menurunkan citra publik. Sebaliknya, respons positif di laga berikutnya bisa menutup isu negatif sekaligus mengembalikan fokus pada kualitasnya sebagai penyerang andalan.
Dengan sorotan tajam media dan ekspektasi tinggi suporter, marcus kini berada di persimpangan penting: belajar dari insiden ini atau kembali mengulang kesalahan yang sama.