penyebab-timnas-indonesia-kalah-telak-dari-jepang-evaluasi-lengkappenyebab-timnas-indonesia-kalah-telak-dari-jepang-evaluasi-lengkap
Spread the love

Liputan Bola Terkini – Kekalahan telak 0-6 dari Jepang dalam laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 menyisakan banyak tanda tanya. Timnas Indonesia, yang sebelumnya tampil solid, kali ini tampak kehilangan arah. Laga yang digelar di Stadion Suita, Osaka, memperlihatkan jurang perbedaan antara kedua tim. Berikut analisis lengkap mengenai penyebab Timnas Indonesia kalah dari Jepang.

Penyebab Timnas Indonesia Kalah

Salah satu penyebab Timnas Indonesia kalah adalah buruknya koordinasi di lini belakang. Absennya Rizky Ridho terasa besar dampaknya. Trio Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Justin Hubner tampak belum seirama. Formasi tiga bek yang diterapkan pelatih Patrick Kluivert malah membuat celah makin terbuka. Jepang mampu membaca dan mengeksekusi setiap kekosongan dengan sangat efektif.

Sayuri Bermain di Posisi Tidak Ideal

Yance Sayuri, yang biasanya bermain di sisi kiri, dipaksa bermain di sisi kanan akibat cederanya Kevin Diks dan Yakob Sayuri. Ini menjadi bumerang. Posisi asing membuatnya tidak nyaman. Alhasil, sektor kanan menjadi titik rawan yang terus dieksploitasi oleh Jepang. Kekacauan posisi turut berkontribusi pada bobolnya gawang Garuda berulang kali.

Jepang Datang Serius, Bukan Uji Coba

Walaupun laga ini tak menentukan bagi Jepang, mereka tetap bermain serius. Usai kalah dari Australia, motivasi Jepang melonjak. Pelatih Hajime Moriyasu bahkan menurunkan beberapa pemain muda untuk unjuk gigi. Hasilnya, permainan cepat dan intens langsung membuat Timnas Indonesia tertekan sejak awal. Ini jadi faktor krusial penyebab Timnas Indonesia kalah secara mental dan teknis.

Jarak Level Permainan Masih Jauh

Secara ranking, Jepang menempati posisi 17 FIFA, jauh di atas Timnas Indonesia di peringkat 116. Hal ini mencerminkan perbedaan dalam teknik, stamina, serta pengalaman. Sementara Jepang tampil dengan penguasaan bola rapi dan agresif, Indonesia lebih banyak bertahan dan kesulitan menjaga tempo permainan.

Laga Tidak Menentukan, Fokus Tersimpan

Karena sudah memastikan lolos ke fase selanjutnya, Indonesia mungkin menyimpan sebagian energi. Pelatih juga menghindari risiko kartu kuning tambahan. Hal ini bisa menjelaskan mengapa intensitas permainan Garuda terlihat lebih pasif dibanding laga sebelumnya. Fokus utama ada di babak keempat nanti.