Liputan Bola Terkini–Barcelona memetik tiga poin krusial saat menjamu Girona pada jornada ke-9 La Liga 2025/2026. Duel di Estadi Olímpic Lluís Companys, Sabtu, 18 Oktober 2025 pukul 21.15 WIB, menyuguhkan dinamika lengkapcuaca berganti, tensi naik-turun, hingga klimaks dramatis ketika Ronald Araújo memastikan kemenangan di menit-menit tambahan.1
Bagi Blaugrana, laga ini terasa lebih besar daripada sekadar pertandingan liga. Selepas jeda internasional dan badai cedera, tim Hansi Flick tampil tidak ideal di atas kertas. Namun justru di situ nyalinya menyala lagi, seolah menebus pukulan dari kekalahan kontra PSG dan Sevilla.
Flick merombak komposisi, meramu pengalaman senior dengan tenaga akademi untuk menjaga keseimbangan. Hasilnya manis, meski malam Barcelona juga diwarnai momen pahit: sang pelatih asal Jerman diusir wasit dan dipastikan absen pada El Clásico berikutnya melawan Real Madrid.
Di balik skor 2-1 atas Girona, ada tiga hal yang patut disorot karena kerap terlewat.
1) Montjuïc Belum Sepenuhnya “Berasa Rumah”
Salah satu kesan paling kuat dari laga Barcelona vs Girona adalah atmosfer di Estadi Olímpic Lluís Companys. Stadion bersejarah yang sementara menjadi markas Barcelona itu belum konsisten menghadirkan aura kandang yang menekan lawan.
Kursi penonton kerap terisi wisatawan fakta yang diakui pengurus klub sebagai pemasok pemasukan namun pada partai ini, chant pendukung Girona beberapa kali terdengar lebih tajam dibanding sorak para culé. Efeknya, tensi tribun terasa kurang menggigit.
Dengan daya tampung 55 ribu lebih, kehadiran sekitar 43 ribu penonton menunjukkan ada jarak emosional yang belum sepenuhnya terjembatani. Barcelona tetap menang, tetapi intensitas dukungan kandang yang dulu jadi “senjata” Camp Nou masih menjadi pekerjaan rumah.
2) Marc Casadó Bersinar Terang di Lini Tengah
Di partai Barcelona vs Girona, Marc Casadó membuktikan diri bukan sekadar lulusan La Masia pada umumnya. Diberi tempat sebagai starter di tengah opsi gelandang yang menipis, ia nyetel bersama Pedri dan Frenkie de Jong.
Selama 82 menit, Casadó membukukan 86 sentuhan bola dan mengeksekusi 72 dari 76 umpan akurasi sekitar 95%. Ia menciptakan dua peluang dan, menariknya, tidak sekali pun kehilangan penguasaan. Untuk pemain muda, itu catatan yang sangat rapi.
Kontribusinya tanpa bola juga menonjol: dua blok, dua intersep, dan empat kali memenangkan kembali bola. Separuh duel darat yang dihadapinya juga dimenangi indikasi kematangan membaca permainan di poros tengah.
Ketika ditarik ke bangku cadangan, seluruh tribun memberikan tepuk tangan panjang. Namanya dikumandangkan, dan selebrasinya saat gol penentu Araújo menggambarkan ikatan emosional yang kuat antara talenta muda dan DNA klub.
3) Rotasi Flick: Risiko Tinggi yang Terbayar
Perombakan yang dilakukan Hansi Flick bukan hanya soal susunan nama, melainkan keberanian memadukan ritme para senior dengan eksplosivitas pemain muda untuk menjaga tempo pertandingan. Di tengah jadwal padat usai jeda internasional serta daftar cedera yang mengganggu, keputusan itu menuntut presisi.
Hasilnya, Barcelona tetap bisa menekan, mengelola momentum, dan menjaga kontrol di momen krusial—puncaknya pada gol tambahan waktu. Harga yang dibayar adalah absennya Flick pada laga berikutnya akibat kartu merah, namun secara taktik, pertaruhan rotasi ini memberi kepercayaan diri baru bagi skuad.