Spread the love

Liputan Bola Terkini –Kabar kurang sedap datang buat Timnas Indonesia. Ole Romeny, andalan lini depan Garuda, harus menepi cukup lama karena cedera. Cedera itu dialami saat dia bela Oxford United di laga pramusim, dan kabarnya bakal naik meja operasi dalam waktu dekat.1

Masalahnya, cedera ini terjadi di momen krusial. Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah di depan mata, dan kehilangan sosok penting kayak Romeny jelas bukan kabar gembira. Di tengah kekhawatiran itu, muncullah nama Jens Raven. Anak muda 19 tahun ini bikin geger usai cetak enam gol dalam satu pertandingan saat Timnas U-23 bungkam Brunei Darussalam.

Gak butuh waktu lama, pertanyaan langsung menggelinding di kalangan pecinta bola: “Cocok gak sih Raven gantikan Romeny buat Kualifikasi Piala Dunia nanti?”

Eksplosif Lawan Brunei, Tapi Itu Belum Cukup

Harus diakui, performa Jens Raven lawan Brunei emang bikin melongo. Enam gol dalam satu laga bukan hal biasa. Tapi, banyak yang lupa: Brunei bukan lawan sekelas Jepang atau Australia. Lawan selevel itu tentu punya lini pertahanan yang jauh lebih kuat.

Bener, Raven tampil garang. Tapi satu laga aja belum cukup buat bawa dia langsung lompat ke level senior. Apalagi buat pertandingan sepenting kualifikasi Piala Dunia. Butuh lebih dari sekadar performa mencolok lawan tim lemah.

PSSI Serahkan Sepenuhnya ke Tim Pelatih

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, angkat suara soal peluang Raven naik kelas. Tapi dia gak mau asal ambil keputusan. Menurut Erick, semua diserahkan ke tim pelatih, karena sekarang sistem pemantauan dan pengambilan keputusan udah jauh lebih profesional.

Ada Patrick Kluivert, Vanenburg, bahkan Jordi Cruyff yang bertugas sebagai penasihat teknis. Jadi semua keputusan soal siapa yang layak dipanggil ke Timnas senior, ditentukan berdasarkan pengamatan dan penilaian detail. Raven jelas masuk radar, tapi gak serta-merta langsung masuk skuad inti.

Sumardji: Masih Jauh Buat Disandingin Sama Romeny

Ketua BTN, Sumardji, juga kasih pandangan. Meski senang ngelihat Raven tampil ganas lawan Brunei, dia tetap realistis. Menurutnya, terlalu cepat buat bandingin Raven sama Ole Romeny.

Dia bilang, “Masih jauh lah. Belum bisa disamain. Raven harus buktiin dulu lawan tim yang lebih kuat.” Dan bener juga. Filipina dan Malaysia, dua lawan berikutnya, bisa jadi ujian sesungguhnya buat Raven. Kalau bisa konsisten tampil tajam lawan mereka, barulah pembicaraan soal promosi bisa makin masuk akal.

Antara Peluang dan Tekanan Publik

Absennya Romeny memang jadi celah besar buat pemain muda unjuk gigi. Raven, yang sedang naik daun, pasti ngerasa ini saat yang tepat buat nunjukin kapasitasnya. Tapi celah itu juga penuh tekanan.

Publik udah mulai heboh. Media sosial rame bahas statistik Raven, banyak yang minta dia dibawa ke tim senior. Tapi tekanan publik seharusnya gak buru-buru bikin pelatih ambil keputusan. Raven butuh waktu, pengalaman, dan ujian nyata sebelum benar-benar jadi tumpuan.

Regenerasi Sudah Di Jalur Tepat

Satu hal yang gak bisa dibantah: regenerasi Timnas lagi jalan. Banyak pemain muda unjuk kemampuan. Raven bukan satu-satunya, tapi dia termasuk paling disorot saat ini.

Timnas Indonesia memang butuh darah segar, tapi tetap harus hati-hati. Jangan cuma karena tampil meyakinkan di satu laga langsung dikasih beban berat. Pelatih harus jeli, tahu kapan waktu yang tepat buat bawa pemain muda masuk ke level senior.

Laga Lawan Filipina & Malaysia Jadi Penentuan

Dua laga tersisa di Piala AFF U-23 bakal jadi panggung penentuan. Kalau Raven bisa kembali unjuk gigi, apalagi lawan Malaysia yang punya pertahanan cukup solid, posisinya bisa makin kokoh.

Pelatih pasti bakal pantau tiap menit permainan Raven. Apakah dia punya visi, kecepatan, naluri gol yang konsisten? Atau cuma moncer pas lawan tim lemah? Semua itu akan jadi pertimbangan penting.

Sabar Dulu, Tapi Pantau Terus

Kalau boleh jujur, Raven punya potensi. Tapi terlalu buru-buru masukin dia ke skuad utama justru bisa jadi bumerang. Biarkan dia berkembang pelan tapi pasti. Makin banyak jam terbang, makin siap mental, makin mantap kualitas.

Publik boleh heboh, media bisa sorot terus, tapi tim pelatih harus tetap pegang kendali. Jangan sampai kita bakar pemain muda cuma karena euforia sesaat. Raven sedang menuju ke sana, tapi belum waktunya duduk di kursi utama.

Jens Raven Layak? Mungkin. Tapi Belum Sekarang.

Gak bisa disangkal, Raven punya bakat luar biasa. Tapi buat gantikan Romeny dalam waktu dekat, jawabannya belum. Dia harus terus kerja keras, buktikan diri di laga-laga besar, dan tunjukin kalau dia bisa konsisten.

Pelatih punya waktu sampai Oktober untuk evaluasi. Kalau Raven bisa terus tampil stabil dan matang, siapa tahu namanya benar-benar masuk daftar. Tapi buat saat ini, lebih baik kita beri dia ruang tumbuh. Sambil berharap Timnas tetap punya opsi kuat di lini depan meski tanpa Romeny.