Liputan Bola Terkini – Laga Arsenal yang berakhir dengan skor imbang 2-2 melawan Liverpool itu memunculkan reaksi keras dari sang pelatih, Mikel Arteta. Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap performa tim, terutama di paruh pertama pertandingan, yang dinilainya jauh dari ekspektasi.1
Pekan ini menjadi periode sulit bagi Arsenal. Setelah terdepak dari Liga Champions usai kalah dari PSG, hasil kurang maksimal saat bertemu Liverpool menambah beban. Konsistensi dan intensitas yang dibutuhkan dalam persaingan gelar tampaknya belum benar-benar ditunjukkan oleh tim.
Walaupun mampu menyamakan kedudukan di babak kedua, Arteta menolak menjadikan hasil akhir sebagai hiburan semata. Menurutnya, performa buruk sejak awal laga menunjukkan kurangnya standar yang seharusnya dimiliki tim sebesar Arsenal.
Arteta Soroti Penurunan Kualitas di Babak Pertama
Arsenal harus kebobolan dua kali lebih dahulu melalui gol dari Cody Gakpo dan Luis Díaz di 45 menit pertama. Arteta mengkritik keras performa timnya dalam periode itu.
“Apa yang kami tunjukkan di awal match sangat jauh dari yang kami targetkan. Itu tidak bisa dibenarkan,” ujarnya kepada Sky Sports.
Meskipun tim menunjukkan reaksi positif di babak kedua, sang manajer tetap tidak puas. “Ya, kami bereaksi, tapi itu tidak cukup. Anda tidak bisa berharap menjuarai sesuatu jika tidak tampil maksimal sejak awal. Itulah tuntutan level tertinggi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kestabilan dalam menjalani musim kompetisi. “Tak ada yang menjamin kemenangan. Ada enam atau tujuh tim yang bersaing untuk tiket Liga Champions, dan Anda bisa lihat bagaimana ketatnya persaingan itu,” tambah Arteta.
Tanggung Jawab Bersama dan Penentu Musim di Depan Mata
Arsenal sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Gabriel Martinelli, sebelum akhirnya Mikel Merino menyamakan kedudukan. Sayangnya, Merino harus meninggalkan lapangan lebih awal akibat kartu kuning kedua yang didapatnya 11 menit sebelum laga usai.
Arteta menegaskan bahwa kesalahan yang terjadi di lapangan tidak sepenuhnya dibebankan kepada para pemain. “Ketika tim bermain di bawah standar seperti ini, itu adalah tanggung jawab saya sebagai pelatih,” ucapnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya rasa tanggung jawab kolektif. “Ini bukan sekadar soal individu. Ini soal bagaimana kami sebagai tim menunjukkan sikap dan performa yang pantas.”
“Musim ini kami sudah enam kali bermain dengan 10 pemain. Tapi lihat bagaimana kami bisa tampil saat benar-benar bermain dengan sepenuh hati,” tutupnya.