Andre Onana di Panggung Eropa: Dua Final, Dua KekalahanAndre Onana di Panggung Eropa: Dua Final, Dua Kekalahan
Spread the love

Liputan Bola Terkini – Andre Onana kembali di partai puncak kompetisi Eropa. Namun, sejauh ini, perjalanan Manchester United itu di laga final belum berbuah manis. Dua kali tampil di final, dua kali pula ia harus menelan kekalahan. Statistik tersebut menjadi latar jelang pertandingan final Liga Europa musim 2024/2025.1

Manchester United dijadwalkan menghadapi Tottenham Hotspur pada final Liga Europa yang akan digelar di Stadion San Mames, Kamis (22/5) dini hari WIB. Pertandingan ini sangat krusial bagi Setan Merah. Setelah menjalani musim yang mengecewakan di Premier League, meraih trofi Liga Europa adalah satu-satunya peluang untuk menutup musim dengan prestasi.

Namun, di balik optimisme yang dibangun MU, terdapat kekhawatiran tersendiri: rekam jejak Andre Onana di final Eropa yang tak menguntungkan. Sang penjaga gawang asal Kamerun membawa serta ‘bayang-bayang kutukan’ dalam dua penampilan final sebelumnya.

Malam Suram Onana di Kompetisi Eropa

Kenangan pahit terus mengikuti jejak Onana setiap kali ia tampil di final turnamen Eropa. Dalam dua kesempatan sebelumnya, ia selalu menjadi pihak yang harus mengakui keunggulan lawan. Catatan ini bukan sekadar kebetulan.

Pada musim 2016/2017, ketika masih membela Ajax Amsterdam yang kala itu diperkuat oleh banyak talenta muda, Onana harus merelakan trofi Liga Europa jatuh ke tangan Manchester United. Kekalahan 0-2 menjadi luka pertama di panggung final Eropa bagi sang kiper.

Luka itu belum sempat pulih sepenuhnya ketika Onana kembali tampil di partai puncak, kali ini di final Liga Champions musim 2022/2023 bersama Inter Milan. Meski menunjukkan performa impresif, pertahanan kokoh Manchester City dan ketajaman Erling Haaland memaksa Inter menyerah dengan skor tipis 0-1. Sekali lagi, Onana pulang dengan tangan hampa.

Akankah MU Gagal di Final Lagi?

Dua kali tampil di final Eropa, dua kali pula Onana mengalami kekalahan. Label ‘raja posisi kedua’ tentu bukan julukan yang diharapkan oleh kiper berusia 28 tahun itu. Namun, sepak bola selalu membuka peluang untuk memperbaiki cerita lama.

Kini, berseragam Manchester United, Onana kembali mendapat kesempatan emas. Ia akan menjalani final ketiganya di Eropa dan bertekad menghapus stigma kegagalan di laga-laga krusial tersebut.

Meski catatan final Eropanya belum memuaskan, Onana bukan tanpa prestasi. Ia pernah berjaya bersama MU di final Piala FA. Sebelumnya, ia juga berhasil meraih gelar KNVB Beker saat masih di Ajax, dan Supercoppa Italiana bersama Inter Milan.

Meski demikian, MU tak bisa hanya bergantung pada semangat individu. Mereka harus benar-benar siap menghadapi Tottenham, yang musim ini menjadi batu sandungan bagi mereka. Dalam tiga pertemuan terakhir, MU selalu tumbang dari rival senegaranya itu.

“Walaupun kami pernah kalah dari mereka, pengalaman itu justru memberi kami gambaran jelas soal apa yang perlu diperbaiki,” ujar pelatih MU, Ruben Amorim. “Lawan seperti Real Sociedad bisa kami atasi dengan keunggulan fisik. Tapi menghadapi Tottenham, kami tak punya kelebihan itu,” imbuh mantan pemain timnas Portugal tersebut.