kobbie-mainoo-dari-the-next-scholes-hingga-tersingkirkankobbie-mainoo-dari-the-next-scholes-hingga-tersingkirkan
Spread the love

Liputan Bola Terkini – Harapan besar sempat disematkan pada sosok Kobbie Mainoo ketika ia digadang-gadang sebagai penerus Paul Scholes di Manchester United. Gelandang muda Inggris itu sempat memukau publik lewat performa gemilang musim 2023/2024. Namun, hanya dalam satu musim, sinarnya meredup seiring perubahan taktik dan dinamika tim yang tak memihak.

Ekspektasi Tinggi untuk Kobbie Mainoo

Mainoo menembus tim utama Setan Merah dengan catatan impresif. Dari hanya tiga penampilan di musim 2022/2023, ia melonjak menjadi 32 laga musim berikutnya. Gol krusial di final Piala FA melawan Manchester City membuat namanya melambung. Bahkan, kepercayaan Gareth Southgate membawanya ke Euro 2024 menandai puncak awal kariernya. Saat itu, Kobbie Mainoo dipandang sebagai tulang punggung lini tengah masa depan Inggris dan Manchester United.

Perubahan Filosofi dan Dampaknya

Musim 2024/2025 menjadi titik balik yang tak diharapkan. Kedatangan manajer Ruben Amorim dengan formasi 3-4-2-1 membatasi peran gelandang box-to-box seperti Mainoo. Duet Casemiro dan Bruno Fernandes lebih sering dipilih untuk mengisi lini tengah. Akibatnya, menit bermain Kobbie Mainoo menurun drastis, dari 37 laga sebelumnya menjadi hanya 23 kali starter dengan rata-rata 56 menit per pertandingan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang arah kariernya.

Kobbie Mainoo dan Tantangan Adaptasi

Fleksibilitas sebenarnya menjadi keunggulan Kobbie Mainoo. Ia mampu bermain sebagai gelandang bertahan, nomor 8, nomor 10, hingga peran menyerang. Namun, skema Amorim yang menekankan transisi cepat membuatnya kesulitan menemukan ruang optimal. Upaya adaptasi terus dilakukan, tetapi persaingan ketat di lini tengah menahan peluangnya kembali bersinar.

Masa Depan yang Masih Terbuka

Meski mengalami fase sulit, perjalanan Mainoo belum berakhir. Usianya yang masih muda memberi waktu untuk berkembang dan menemukan momentum. Dengan kerja keras dan bimbingan yang tepat, bukan tak mungkin ia kembali menjadi pilar penting Manchester United atau bahkan mencari tantangan baru di klub lain. Banyak penggemar tetap percaya, talenta dan visi permainannya belum hilang hanya menunggu kesempatan yang tepat untuk kembali meledak.