Liputan Bola Terkini –Mantan bintang Liverpool, Mascherano, secara terbuka mengaku tidak akan mendoakan kesuksesan Xabi Alonso sebagai pelatih baru Real Madrid. Pernyataan ini mencuat setelah Alonso resmi ditunjuk sebagai pengganti Carlo Ancelotti di Santiago Bernabeu. Alonso, yang sebelumnya membawa Bayer Leverkusen meraih gelar Bundesliga musim 2023/2024, akhirnya memenuhi spekulasi panjang dengan kembali ke klub yang pernah dibelanya sebagai pemain (2009–2014). Namun, langkah ini justru mendapat ‘dukungan setengah hati’ dari rekan lamanya di Liverpool.
Loyalitas Mascherano ke Barcelona Jadi Penyebab
Dalam wawancara dengan Marca, Mascherano mengungkapkan alasan di balik komentarnya yang cukup mengejutkan. Meski memuji Alonso sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah bermain bersamanya, ia menegaskan bahwa loyalitasnya kepada Barcelona membuatnya enggan memberikan dukungan penuh. Saya belum berbicara dengannya. Dia adalah salah satu pemain terhebat yang pernah saya mainkan sepanjang karier. Saya tidak bisa mendoakan yang terbaik karena dia sekarang di Real Madrid, tapi saya yakin dia akan menjadi pelatih yang hebat di sana,” ujar Mascherano.
Dia sudah membuktikan diri dengan kerja luar biasa di Bayer Leverkusen. Dia orang yang hebat, dan saya beruntung pernah bermain bersamanya selama tiga tahun. Mascherano sendiri menghabiskan delapan tahun bersama Barcelona (2010–2018), meraih lima gelar La Liga dan dua trofi Liga Champions. Hubungan emosionalnya dengan Blaugrana jelas masih kuat, sehingga wajar jika ia enggan mendukung rival abadi mereka.
Alonso: Dari Pemain Legenda ke Pelatih Berbakat
Xabi Alonso sendiri dianggap sebagai salah satu pelatih paling menjanjikan saat ini. Kesuksesannya membawa Leverkusen menjadi juara Bundesliga musim 2023/2024—mematahkan dominasi Bayern Munchen—menjadi bukti kualitas taktikalnya. Kini, tantangan baru menanti di Real Madrid. Apakah Alonso bisa mengulang kesuksesan sebagai pelatih seperti saat masih menjadi pemain di sana? Jawabannya akan terungkap dalam musim mendatang. Sementara itu, komentar Mascherano menjadi pengingat betapa panasnya rivalitas El Clasico—bahkan di luar lapangan.